Rabu, 22 November 2017

PENYAKIT PEREDARAN DARAH


VARISES

  GEJALA, PENYEBAB, dan PENGOBATAN



Varises adalah pembesaran atau pelebaran pembuluh darah vena yang terletak tepat di bawah permukaan kulit (vena superfisial) biasanya terjadi pada kaki. Selain itu juga dapat terjadi pada vena esofagus (kerongkongan) disebut varises esofagus, kantung buah zakar, vagina, bagian anus (wasir), bawah lidah (sublingual), dan lain-lain.

Hasil gambar untuk varises 
sumber https://www.google.co.id/search?q=varises&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwiL7YSuzdPXAhXLso8KHSJbD_MQ_AUICigB&biw=1366&bih=662#imgrc=MKL49mh8aPTJ3M:

Ketika mendengar istilah “varises” saya yakin banyak yang membayangkan suatu bentuk kelainan pembuluh darah yang ada pada kaki atau tungkai bawah, di mana pembuluh darah tampak berkelok-kelok atau mungkin berbonjol-bojol. Memang ini tidak salah, namun tahukah Anda bahwa varises merupakan istilah umum dan itu tidak hanya terjadi pada vena kaki.

Langkah awal untuk memahami apa itu penyakit varises, mari kita mulai dengan pengertian varises. Tapi ada hal yang lebih penting yang harus diketahui terlebih dahulu yaitu struktur normal pembuluh darah vena.

Vena adalah pembuluh darah yang membawa darah kembali ke jantung. Dalam hal ini kita lebih membahas khusus mengenai vena kaki. Ada tiga jenis pembuluh darah vena di kaki, yaitu:

Vena superfisial (permukaan) : Berada di bawah permukaan kulit, dan  ini sering kali dapat terlihat berwarna kebiruan.

Vena profunda (dalam) : Terletak pada bagian otot sehingga tidak dapat terlihat.

Vena perforator (penghubung) : menghubungkan vena superfisial dengan vena dalam.

Pada pembuluh darah vena terdapat katup satu arah yang mengarah ke atas (ke jantung). Katup ini berfungsi mencegah darah mengalir kembali ke bawah. Seperti pada saat kita berdiri ada jarak ketinggian yang cukup panjang antara jantung dan kaki. Gaya gravitasi cenderung menarik darah kembali turun tapi hal ini dicegah oleh katup vena dan dengan demikian darah akan dialirkan dengan lancar ke jantung.

Lalu apa yang terjadi pada varises?

 Pengertian varises adalah pembesaran atau pelebaran pembuluh darah vena yang terletak tepat di bawah permukaan kulit (vena superfisial) biasanya terjadi pada kaki. Selain itu juga dapat terjadi pada vena esofagus (kerongkongan) disebut varises esofagus, kantung buah zakar, vagina, bagian anus (wasir), bawah lidah (sublingual), dan lain-lain.

PENYEBAB VARISES

Untuk dapat memahami penyebab varises, maka kita harus tahu terlebih dahulu mekanisme terjadinya varises.

Awal mula terjadinya varises diperkirakan bahwa dinding pembuluh darah menjadi lemah pada beberapa bagian. Bagian ini kemudian melebar dan menjadi lebih menonjol. Jika ini terjadi di dekat katup maka katup dapat menjadi bocor dan darah bisa mengalir balik. Setelah ini terjadi di salah satu katup ada tekanan ekstra pada vena sehingga dapat menyebabkan pelebaran vena yang semakin parah dan kebocoran katup yang lebih parah juga. Darah kemudian mengumpul pada vena membesar dan membuatnya menonjol.

Varises lebih banyak terjadi pada perempuan daripada laki-laki. Sebagian besar orang dengan varises tidak memiliki penyakit yang mendasari dan bahkan tanpa penyebab yang jelas.
Sumber: Varises - Mediskus

Namun, ada beberapa faktor risiko penyebab varises adalah sebagai berikut:

1.      Kehamilan. Rahim yang membesar dapat menyebabkan tekanan ekstra pada pembuluh darah sehingga aliran balik ke jantung dapat terhambat. Di samping itu, varises pada kehamilan juga dapat dipengaruhi oleh hormon cenderung berefek melemaskan dinding vena.
2.      Umur. Varises lebih sering pada usia dewasa dan semakin meingkat risiko seiring dengan bertabahnya usia.
3.      Berat badan Berlebih.
4.      Banyak Berdiri. Pekerjaan atau aktifitas dengan banyak berdiri sering dianggap bisa menjadi penyebab varises. Namun, baru sedikit bukti ilmiah yang mendukung hal ini.

 Kadang-kadang penyakit tertentu dapat menyebabkan varises seperti:

1.      Bekuan darah sebelumnya (trombosis) atau cedera dalam vena kaki yang dalam.

2.      Pembengkakan atau tumor di panggul (bagian bawah perut) yang menghambat aliran darah dari kaki ke atas.

3.      Abnormalitas pembuluh darah, suatu kondisi pembuluh darah atau arteri yang tidak terbentuk sempurna.

GEJALA DAN CIRI CIRI VARISES:

Seperti telah disinggung sebelumnya varises yang merupakan pembengkakan dan membesarnya pembuluh darah, memiliki ciri-ciri biasanya terlihat biru atau ungu tua paling sering terjadi pada kaki. Terkadang terlihat menggerombol, berbonjol-bonjol dan terlihat berkelok-kelok.

 Gejala varises yang biasanya di rasakan antara lain:

Selain tidak sedap dipandang, varises umumnya terasa sakit dan menyebabkan sensasi kelelahan pada kaki. Namun, banyak orang, bahkan beberapa dengan varises yang sangat besar, tidak mengalami rasa sakit. Bagian bawah kaki dan pergelangan kaki bisa terasa gatal, terutama jika tungkai hangat setelah seseorang telah mengenakan kaus kaki atau stocking.

Gatal dapat merangsang garukan dan dapat menyebabkan kemerahan atau ruam, yang sering salah dikaitkan dengan kulit kering. Rasa sakit kadang-kadang lebih buruk ketika varises semakin berkembang.
Hanya sebagian kecil orang dengan varises memiliki komplikasi, seperti dermatitis, peradangan pembuluh darah vena (flebitis), atau perdarahan. Dermatitis menyebabkan perubahan pada kulit yang menjadi merah, menebal, gatal gatal atau kecoklatan. Menggaruk atau cedera ringan,  dapat menyebabkan pendarahan atau pengembangan ulkus (borok) yang menyakitkan yang tidak sembuh-sembuh. Ulkus juga bisa berdarah. Flebitis dapat terjadi secara spontan atau akibat cedera.
Sumber: Varises - Mediskus


PENGOBATAN VARISES

Penyakit varises yang masih tergolong ringan sebenarnya masih dapat diobati sendiri di rumah tanpa harus ke rumah sakit. Tujuan pengobatan secara mandiri ini bertujuan meredakan gejala penyakit varises, mengurangi tingkat keparahannya, serta mencegah terjadinya komplikasi.
Beberapa hal yang mencakup pengobatan penyakit varises secara mandiri di antaranya menjaga berat badan tetap dalam kapasitas yang sehat, rutin berolahraga, tidak berdiri terlalu lama, dan mengistirahatkan kaki dengan cara meluruskan kaki dengan posisi agak diangkat (diberi bantalan penyangga).

Selain cara-cara tersebut, satu hal yang tidak boleh dilupakan oleh penderita varises adalah pemakaian stoking khusus menangani penyakit varises. Sebutan lain dari stoking ini adalah bebat kompresi. Stoking varises dirancang untuk memberikan tekanan pada otot kaki dan vena sehingga aliran darah lebih lancar. 

Stoking ini juga dapat meredakan pembengkakan dan nyeri akibat varises.
Pemakaian stoking varises biasanya dianjurkan oleh dokter dari mulai Anda bangun tidur di pagi hari sampai menjelang Anda tidur di malam hari. Biasanya umur pemakaian satu stoking varises berkisar antara 3-6 bulan, setelah itu harus diganti dengan yang baru. Apabila pemakaian stoking varises membuat kulit Anda kering, Anda bisa memakai krim pelembap sebelum Anda tidur.

Namun apabila gejala penyakit varises tidak kunjung mereda melalui pengobatan di rumah atau bahkan makin parah dan berpotensi menimbulkan komplikasi, maka sebaiknya Anda segera menemui dokter.
Berikut ini sejumlah contoh pengobatan yang mungkin akan disarankan oleh dokter, di antaranya:

1.      Injeksi skleroterapi, yaitu penyuntikan cairan khusus ke pembuluh vena yang mengalami varises dengan tujuan membentuk luka yang dapat menutup saluran darah tersebut. Selain dengan cairan khusus, ada teknik skleroterapi terbaru dengan menyuntikkan zat yang menyerupai busa. Metode ini biasanya dilakukan untuk mengobati varises pada pembuluh vena yang berukuran besar. Dalam melakukan penyuntikan, dokter akan dipandu dengan USG. Efek samping skleroterapi bisa berupa nyeri punggung bagian bawah, sakit kepala, daya penglihatan menjadi berkurang (bersifat sementara), perubahan warna kulit, penumpukan darah di pembuluh vena bagian tubuh lain, dan pingsan.
Hasil gambar untuk injeksi skleroterapi

2.      Radiofrekuensi. Metode ini bertujuan menutup pembuluh vena yang mengalami pembengkakan cukup besar akibat varises dengan cara membakar dindingnya menggunakan energi radiofrekuensi. Setelah dibakar, dinding pembuluh vena akan runtuh dan menutup saluran tersebut. Setelah pembuluh vena yang mengalami varises terkunci, darah akan secara otomatis mengalir secara alami melalui vena lainnya yang masih sehat. Untuk menembakkan energi radiofrekuensi secara tepat sasaran, dokter memerlukan bantuan kateter dan USG. Efek samping radiofrekuensi dapat berupa kesemutan.


3.      Laser. Sama seperti radiofrekuensi, pengobatan dengan menembakkan sinar laser juga bertujuan menutup pembuluh vena yang mengalami varises. Metode ini juga dibantu dengan kateter dan USG. Efek samping sinar laser bisa berupa nyeri dan memar di bagian varises, atau kaki terasa keras.
Hasil gambar untuk laser pengobatan