VARISES
GEJALA, PENYEBAB, dan PENGOBATAN
Varises adalah pembesaran atau pelebaran pembuluh darah vena yang terletak
tepat di bawah permukaan kulit (vena superfisial) biasanya terjadi pada kaki. Selain
itu juga dapat terjadi pada vena esofagus (kerongkongan) disebut varises
esofagus, kantung buah zakar, vagina, bagian anus (wasir), bawah lidah
(sublingual), dan lain-lain.
sumber https://www.google.co.id/search?q=varises&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwiL7YSuzdPXAhXLso8KHSJbD_MQ_AUICigB&biw=1366&bih=662#imgrc=MKL49mh8aPTJ3M:
sumber https://www.google.co.id/search?q=varises&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwiL7YSuzdPXAhXLso8KHSJbD_MQ_AUICigB&biw=1366&bih=662#imgrc=MKL49mh8aPTJ3M:
Ketika mendengar istilah “varises”
saya yakin banyak yang membayangkan suatu bentuk kelainan pembuluh darah yang
ada pada kaki atau tungkai bawah, di mana pembuluh darah tampak berkelok-kelok
atau mungkin berbonjol-bojol. Memang ini tidak salah, namun tahukah Anda bahwa
varises merupakan istilah umum dan itu tidak hanya terjadi pada vena kaki.
Langkah awal untuk memahami apa itu
penyakit varises, mari kita mulai dengan pengertian varises. Tapi ada hal yang
lebih penting yang harus diketahui terlebih dahulu yaitu struktur normal
pembuluh darah vena.
Vena adalah pembuluh darah yang membawa darah kembali ke jantung. Dalam
hal ini kita lebih membahas khusus mengenai vena kaki. Ada tiga jenis
pembuluh darah vena di kaki, yaitu:
Vena
superfisial (permukaan) : Berada di
bawah permukaan kulit, dan ini sering kali dapat terlihat berwarna
kebiruan.
Vena profunda
(dalam) : Terletak pada bagian otot
sehingga tidak dapat terlihat.
Vena perforator
(penghubung) :
menghubungkan vena superfisial dengan vena dalam.
Pada pembuluh darah vena terdapat
katup satu arah yang mengarah ke atas (ke jantung). Katup ini berfungsi
mencegah darah mengalir kembali ke bawah. Seperti pada saat kita berdiri ada
jarak ketinggian yang cukup panjang antara jantung dan kaki. Gaya gravitasi
cenderung menarik darah kembali turun tapi hal ini dicegah oleh katup vena dan
dengan demikian darah akan dialirkan dengan lancar ke jantung.
Lalu apa yang
terjadi pada varises?
Pengertian varises adalah pembesaran atau
pelebaran pembuluh darah vena yang terletak tepat di bawah permukaan kulit
(vena superfisial) biasanya terjadi pada kaki. Selain itu juga dapat terjadi
pada vena esofagus (kerongkongan) disebut varises esofagus, kantung buah zakar,
vagina, bagian anus (wasir), bawah lidah (sublingual), dan lain-lain.
PENYEBAB
VARISES
Untuk dapat memahami penyebab
varises, maka kita harus tahu terlebih dahulu mekanisme terjadinya varises.
Awal mula terjadinya varises diperkirakan
bahwa dinding pembuluh darah menjadi lemah pada beberapa bagian. Bagian ini
kemudian melebar dan menjadi lebih menonjol. Jika ini terjadi di dekat katup
maka katup dapat menjadi bocor dan darah bisa mengalir balik. Setelah ini
terjadi di salah satu katup ada tekanan ekstra pada vena sehingga dapat
menyebabkan pelebaran vena yang semakin parah dan kebocoran katup yang lebih
parah juga. Darah kemudian mengumpul pada vena
membesar dan membuatnya menonjol.
Varises lebih banyak terjadi pada
perempuan daripada laki-laki. Sebagian besar orang dengan varises tidak
memiliki penyakit yang mendasari dan bahkan tanpa penyebab yang jelas.
Sumber: Varises - Mediskus
Sumber: Varises - Mediskus
Namun, ada beberapa faktor risiko
penyebab varises adalah sebagai berikut:
1.
Kehamilan.
Rahim yang membesar dapat menyebabkan tekanan ekstra pada pembuluh darah
sehingga aliran balik ke jantung dapat terhambat. Di samping itu, varises pada
kehamilan juga dapat dipengaruhi oleh hormon cenderung berefek melemaskan
dinding vena.
2.
Umur.
Varises lebih sering pada usia dewasa dan semakin meingkat risiko seiring
dengan bertabahnya usia.
3.
Berat
badan Berlebih.
4.
Banyak
Berdiri. Pekerjaan atau aktifitas dengan banyak berdiri sering dianggap bisa
menjadi penyebab varises. Namun, baru sedikit bukti ilmiah yang mendukung hal
ini.
Kadang-kadang penyakit tertentu dapat
menyebabkan varises seperti:
1.
Bekuan
darah sebelumnya (trombosis) atau cedera dalam vena kaki yang dalam.
2.
Pembengkakan
atau tumor di panggul (bagian bawah perut) yang menghambat aliran darah dari
kaki ke atas.
3.
Abnormalitas
pembuluh darah, suatu kondisi pembuluh darah atau arteri yang tidak terbentuk
sempurna.
GEJALA DAN CIRI
CIRI VARISES:
Seperti telah disinggung sebelumnya
varises yang merupakan pembengkakan dan membesarnya pembuluh darah, memiliki
ciri-ciri biasanya terlihat biru atau ungu tua paling sering terjadi pada kaki.
Terkadang terlihat menggerombol, berbonjol-bonjol dan terlihat berkelok-kelok.
Gejala varises yang biasanya di rasakan antara
lain:
Selain tidak sedap dipandang,
varises umumnya terasa sakit dan menyebabkan sensasi kelelahan pada kaki.
Namun, banyak orang, bahkan beberapa dengan varises yang sangat besar, tidak
mengalami rasa sakit. Bagian bawah kaki dan pergelangan kaki bisa terasa gatal,
terutama jika tungkai hangat setelah seseorang telah mengenakan kaus kaki atau
stocking.
Gatal dapat merangsang garukan dan dapat menyebabkan kemerahan atau
ruam, yang sering salah dikaitkan dengan kulit kering. Rasa sakit kadang-kadang
lebih buruk ketika varises semakin berkembang.
Hanya sebagian kecil orang dengan
varises memiliki komplikasi, seperti dermatitis, peradangan pembuluh darah vena
(flebitis), atau perdarahan. Dermatitis menyebabkan perubahan pada kulit yang
menjadi merah, menebal, gatal gatal atau kecoklatan. Menggaruk atau cedera
ringan, dapat menyebabkan pendarahan atau pengembangan ulkus (borok) yang
menyakitkan yang tidak sembuh-sembuh. Ulkus juga bisa berdarah. Flebitis dapat
terjadi secara spontan atau akibat cedera.
Sumber: Varises - Mediskus
Sumber: Varises - Mediskus
PENGOBATAN
VARISES
Penyakit varises yang masih
tergolong ringan sebenarnya masih dapat diobati sendiri di rumah tanpa harus ke
rumah sakit. Tujuan pengobatan secara mandiri ini bertujuan meredakan gejala
penyakit varises, mengurangi tingkat keparahannya, serta mencegah terjadinya
komplikasi.
Beberapa hal yang mencakup
pengobatan penyakit varises secara mandiri di antaranya menjaga berat badan
tetap dalam kapasitas yang sehat, rutin berolahraga, tidak berdiri terlalu
lama, dan mengistirahatkan kaki dengan cara meluruskan kaki dengan posisi agak
diangkat (diberi bantalan penyangga).
Selain cara-cara tersebut, satu hal
yang tidak boleh dilupakan oleh penderita varises adalah pemakaian stoking
khusus menangani penyakit varises. Sebutan lain dari stoking ini adalah bebat
kompresi. Stoking varises dirancang untuk memberikan tekanan pada otot
kaki dan vena sehingga aliran darah lebih lancar.
Stoking ini juga dapat meredakan pembengkakan dan nyeri akibat varises.
Stoking ini juga dapat meredakan pembengkakan dan nyeri akibat varises.
Pemakaian stoking varises biasanya
dianjurkan oleh dokter dari mulai Anda bangun tidur di pagi hari sampai
menjelang Anda tidur di malam hari. Biasanya umur pemakaian satu stoking
varises berkisar antara 3-6 bulan, setelah itu harus diganti dengan yang baru.
Apabila pemakaian stoking varises membuat kulit Anda kering, Anda bisa memakai
krim pelembap sebelum Anda tidur.
Namun apabila gejala penyakit varises tidak kunjung mereda melalui pengobatan di rumah atau bahkan makin parah dan berpotensi menimbulkan komplikasi, maka sebaiknya Anda segera menemui dokter.
Namun apabila gejala penyakit varises tidak kunjung mereda melalui pengobatan di rumah atau bahkan makin parah dan berpotensi menimbulkan komplikasi, maka sebaiknya Anda segera menemui dokter.
Berikut ini sejumlah contoh
pengobatan yang mungkin akan disarankan oleh dokter, di antaranya:
1.
Injeksi
skleroterapi, yaitu penyuntikan cairan khusus ke pembuluh vena yang
mengalami varises dengan tujuan membentuk luka yang dapat menutup saluran darah
tersebut. Selain dengan cairan khusus, ada teknik skleroterapi terbaru dengan
menyuntikkan zat yang menyerupai busa. Metode ini biasanya dilakukan untuk
mengobati varises pada pembuluh vena yang berukuran besar. Dalam melakukan
penyuntikan, dokter akan dipandu dengan USG.
Efek samping skleroterapi bisa berupa nyeri punggung bagian bawah, sakit
kepala, daya penglihatan menjadi berkurang (bersifat sementara), perubahan
warna kulit, penumpukan darah di pembuluh vena bagian tubuh lain, dan pingsan.
2.
Radiofrekuensi. Metode
ini bertujuan menutup pembuluh vena yang mengalami pembengkakan cukup besar
akibat varises dengan cara membakar dindingnya menggunakan energi
radiofrekuensi. Setelah dibakar, dinding pembuluh vena akan runtuh dan menutup
saluran tersebut. Setelah pembuluh vena yang mengalami varises terkunci, darah
akan secara otomatis mengalir secara alami melalui vena lainnya yang masih
sehat. Untuk menembakkan energi radiofrekuensi secara tepat sasaran, dokter
memerlukan bantuan kateter dan USG. Efek samping radiofrekuensi dapat berupa
kesemutan.
3.
Laser. Sama
seperti radiofrekuensi, pengobatan dengan menembakkan sinar laser juga
bertujuan menutup pembuluh vena yang mengalami varises. Metode ini juga
dibantu dengan kateter dan USG. Efek samping sinar laser bisa berupa nyeri dan
memar di bagian varises, atau kaki terasa keras.